Sabtu, 24 Oktober 2009

surat bunda



(surat terbuka buat jejaka-jejaka kecilku, yang tengah berjuang mencari jati diri .. …)
sayang ..
ada rindu yang sesak menyeruak, mengaduk-aduk isi rasa kalbu bunda …
berat dan teramat berat, namun harus bunda simpan dalam-dalam rindu ini padamu anakku ..
harusnya malam ini kau ada dalam peluk hangat bunda, sambil tangan bunda mengelus ujung keningmu tuk menghantarkan lelapmu, sembari  mulut bunda berdendang lirih, atau membisik dongeng kesukaanmu …
namun kini, malam-malam bunda.. lewat dalam sepi. Tak bunda dengar lagi celoteh riangmu yang bercerita tentang kawan-kawanmu di sekolah. juga, tentang sepeda kesayanganmu, tentang baju kotormu darimana kau dapatkan …. Ahh.. malam-malam bunda menjadi demikian redup,
tapi sayang … ada kekuatan dahsyat yang membuat bunda bisa tegar dan bertahan dalam kesepian ini, karena bunda masih memiliki keyakinan dan setumpuk harapan.
Sayang, kau tahu mengapa bunda membawamu kesana ?
Bunda memilihkan istana baru buatmu sayang, istana yang inshaAllah kan menjadi taman hunian yang tak kalah indahnya dibanding gubug sederhana kita. Demi sebuah asa yang luhur, bunda rela berkawan sunyi, berteman sepi dalam hari-hari bunda yang terasa panjang…
Sayang ..
Dalam istana barumu, kau akan belajar banyak tentang hakekat hidup, tentang kesejatian yang sekarang sama sekali belum bisa kau fahami, dan tak kau mengerti.
Barangkali kau masih berfikir, bunda menjauhkanmu dari semua yang kamu sayangi… sama sekali tidak sayang. Berat memang, bila mengingat itu, rasanya bunda tak sanggup, namun Allah maha mengetahui segala niyat baik yang tersimpan dalam lubuk terdalam .. kasih bunda tak dapat diukur dengan panjangnya jalan terlewati.. tak mungkin di samakan dengan tingginya gunung yang mampu didaki, atau luasnya samudera yang mampu terarungi… cinta bunda tanpa batas, tanpa jarak dan tak terhalang oleh waktu … abadi, mengkristal. Cinta bunda adalah sumber kehidupan sebagaimana darah dan air yang mengaliri tubuh.
Sayang …
Hidup kedepan tentu akan semakin berat dan rumit, tantangan yang kan kalian jumpai kelak,  akan makin terjal dan berliku … sementara, waktu tak selamanya bisa kompromi menyatukan kita dalam kebersamaan .. takdir tak akan memberi kita banyak pilihan, selain  hanya tunduk pada kehendakNYA …
Disaat kelak bunda tak bisa selamanya menuntun langkahmu, menggandengmu tuk susuri tapak kehidupanmu, maka bunda tak akan mencemaskanmu lagi, tak bimbang melepaskan mu meniti  alur demi alur masa depanmu.. karena kau telah memiliki tapak kaki yang kuat dan kokoh tuk melangkah, kau telah membawa bekal yang cukup dalam kembara kehidupan masa depanmu,  kau memiliki kompas yang akan menjadi penunjuk arahmu agar tak tersesat dalam perjalanmu yang belum pasti dimana arah kau akhiri …
kompasmu akan menjadi penuntun bahwa kau berjalan pada tujuan yang jelas, walaupun tak kau mengerti dimana kan kau sudahi kembaramu nanti …
Sayang ..
Besar harapan bunda padamu, yang kini masih tersimpan dalam impian ..
Namun mimpi itu tak akan membuat silau mata hati bunda oleh gemerlapnya dunia..asa terbesar bunda padamu bukan harus menjadi apa atau siapa kau kelak,  sayang ….
Karena bunda tak ingin memaksa apa yang tak bisa kau lakukan, bunda tak akan berharap apa yang bukan menjadi bagian kita …
Kalian kelak,  bebas menjadi apa yang kalian inginkan sayang… karena mimpi bunda hanya satu, menyatu menjadi sebuah asa dan membeku dalam doa… kalian menjadi manusia yang mengerti .
Mengerti bahwa hidup ini bukan segalanya, mengerti bahwa dunia bukan tujuan akhir kita, mengerti bahwa kau bukan ada dengan sendirinya,
mengerti bahwa hidup ini harus berarti,
mengerti bahwa ada hidup yang lebih abadi, mengerti dimana tempat kelak kau akan kembali, mengerti ….ya..itulah sayang yang bunda harap dari mimpi dan asa bunda, menjadi manusia yang ‘mengerti’.
Oleh karenanya sayang, untuk memahami satu kata ‘mengerti’ itu ada banyak pengorbanan yang harus kita ikhlaskan…
Ikhlas bahwa bunda harus melepasmu jauh dari tatapan mata bunda, walau sebetulnya mata hati bunda jauh lebih tajam mengawasimu dalam munajat panjang dimalam-malam sepi bunda ..
Ikhlas menekan segala gejolak rasa rindu yang tak tertahankan, ikhlas dalam total kepasrahan pada sang maha menjaga, karena bunda yakin, Allah akan menjagamu jauh lebih hangat, jauh lebih teliti, jauh lebih sempurna dari yang mampu bunda lakukan 
Sayang ….
Andai waktu bisa diputar kembali mengulang apa yang telah lewat, mungkin bunda akan menjagamu  dalam kehangatan peluk bunda sendiri..layaknya anak-anak sebayamu yang masih bermanja dalam gendongan bunda mereka.
Namun sayang, kau barangkali belum cukup mengerti mengapa bunda melakukan ini, waktu akan menjawab tanya yang tak sempat kau bahasakan …
Pada saatnya nanti, kau akan memahami. Allah telah menulis sedemikian rapi lembar demi lembar episode dari  qodlo dan qodar kita ..
Sekarang ini kau sedang meniti jalan ilmu kesana, tuk bisa menemukan jawabnya, dan pada akhirnya nanti kan  sampai pada titik ‘mengerti’. Dengan satu bekal kata mengerti itulah anakku, kau akan bisa membuka jalan-jalan lain yang masih tertutup, sebab kau telah menemukan kuncinya tuk memasuki jalan yang akan menghantarkanmu pada kesejatian ….
Sayang … saat bunda toreh kata demi kata ini, tak henti airmata bunda menetes.. bukan oleh rasa sesal, bukan oleh rasa amarah, bukan oleh rasa kebencian pada sesuatu yang telah bunda lupakan untuk berlalu  ..
Tapi, tiap tetes airmata bunda adalah cinta dan kasih padamu sayangku ..bahkan tak ingin bunda menyekanya, karenanya bunda biarkan terus menetes, sebagaimana cinta dan kasih bunda padamu, yang terus mengalir, ibarat air sungai yang  terus mengalir, mencari muaranya, yaitu cinta pada dzat yang menumbuhkan rasa cinta ..
Sayang …
Pada saat kelak kau memahami bait demi bait kalimat bunda ini, bunda hanya berharap satu pinta, temukan jalan ‘pulang’mu yang sejati.

Ya Allah ..
Dzat yang menjadi sumber dari segala cinta, ikhlaskan amalku agar cahayanya bisa dirasakan dan menyinari kalbu anakku ..
Ya Allah …
Dzat yang memberi kekuatan, keteguhan dan maha menjaga,  padaMu aku pasrahkan jejaka kecilku dalam perlindungan dan penjagaanMU yang sempurna ..
Luruskanlah niyatku,
Kuatkanlah hatiku,
Obatilah kesedihanku,
Berikanlah harapan padaku, agar hidupku penuh keberkahan dan ampunanMU.
Ya Allah …
Aku hanya punya satu tekad dan selaksa harapan,
Agar aku bisa terus hidup dalam ridla dan maghfirahMU semata.
Ridloilah ya Allah …amiin.


Semarang, 20 okt 2009, 02.34

Sabtu, 10 Oktober 2009

my beloved son's action


pelajaran pertama dipagi nan indah :

pagi jam 9 ada undangan rapat, segala sesuatunya telah disiapkan dengan matang, beberes rumah juga telah usai.
waktu mau manasin motor, gak biasanya..tiba2 motor ngambek alias gak mau hidup..
gak biasanya ne motor ngambek begini, 'gumamku dalam hati. sebab dialah yang selama ini begitu setia menemaniku kemana aku pergi. dengan lagak pura-pura faham mesin, ku teliti setiap kabel yg ada, mencoba membuka-buka apa yang memang tak kumengerti.. tapi karena tak melakukan tindakan apapun, maka motor tetap saja ngambek..terpaksa deh, meluncur rapat dengan diantar pak taksi. Namun sepulang rapat, rasa penasaran makin menjadi, ada apa gerangan dengan motor ini, kemarin baik-baik saja, lalu teringatlah daku, bahwa tadi pagi Naja ku sayang mengambil kontak dan menghidupkan mesin, dan pikiranku segera jalan, bahwa aku yakin, tidak hanya menghidupkan mesin pastinya, ada tindakan lain yang pasti dilakukan Naja, sebab sangat hapal aku akan kebiasaan-kebiasaan dia, kinestetiknya yang sangat dominan, pasti mendorongnya tuk melakukan lebih dari sekedar menghidupkan mesin motor. maka, pelan2 kudekati dia ..dengan sangat hati-hati dan tidak tampak mengintrogasi, kutanyakan, kenapa motor ibu jadi begini enak ya.. ? apa yang telah Naja lakukan ma motor ibu ? hem... umpan masuk rupanya.. dengan begitu bangga dan bersemangatnya, dia bilang, tadi motor dipanasin, biar ibu tidak repot manasin lagi kalau mau pakai, dan bagai terdengar petir disiang bolong, (walau kaget itu semampu mungkin kusembunyikan) dia bilang, motor ibu juga kuiisi penuh bensinnya .. biar ibu tak beli bensin lagi.. lalu kutanya, dengan apa sayang mengisinya ? dia bilang, ambil air pakai ember dari kamar mandi, trus diisi deh ke tangki, coba sekarang ibu lihat, bensinnya penuh kan ? sambil ditariknya tanganku menuju motor dan melihat indikator bensin pada spedometer...ohhhh my God ..ya Rahman ya Rahiim..... bensin yang kemarin kulihat tinggal 1 strip, sekarang tampak penuh.. entah harus berucap apa aku saat itu, pastinya, aku lalu teringat andai aku marah, tak akan mengembalikan keadaan menjadi seperti semula, air dah terlanjur masuk tangki sampai penuh, dan bila ku marah pula, yang terjadi justru akan mematikan 'brain' yang dia miliki, dan itu akan menjadi sangat fatal dan merugikan... antara alhamdllh dan astaghfirullah ..berkali-kali kuciumi keningnya..
inilah pelajaran berharga yang kuterima hari ini... Naja dengan segala kehalusan rasa, kecerdasan n kemampuannya berusaha mengungkapkan rasa cintanya ma bundanya.. dengan caranya, dia menunjukkan perhatian yang luar biasa ... terimakasih ya Allah semoga senantiasa kau beri aku keluasan sabar bak gurun sahara dan kedalaman pemahaman bak lautan. amin

Jumat, 09 Oktober 2009

jalan c i n t a

Ku titi hari ..

Ku tapak sunyi ..

Ku telan sepi ..

Sendiri dalam bingar tanpa suara ..

Sambil kulantun tembang tanpa nada…

Tanpa kata …

Hampa ..

Kuretas hari dengan asa tak bertepi …

Sebongkah rindu kutitipkan bulan yang mengintip malu .

Dimana cinta ?

Dalam selimut malamkah ia bersembunyi ?

Tanpa jawab ..

Senyap …….

C I n t A …

Aku tak memahami wujudmu ..

Namun ia sesak menyeruak dalam kalbuku

Kunikmati sensasimu dalam malam-malam panjangku ..

Dalam sepiku,

Dalam sunyiku,

Bersama air mataku yang tumpah tak tertahan

karena rinduku padaMu ..

Aku terus mencari dalam kepastianMu ..yang teramat pasti..

Aku luruh dalam sejatiMu ..

Cintamu adalah kepastian

Rindu padaMu adalah kesejatian

Dan aku kan terus mencariMu ..tak kenal waktu .

dalam desahku..dalam rintihku ...

Ya Rabb..ya rahman ..

Adakah tempat untukku dalam bilik cintaMU ?

Ya Allah ya Rahiim ..

Tuntun langkahku dalam meniti jalan Cinta kepadaMU.

Medio, 23 sep ’09 02.3