Sabtu, 24 Oktober 2009
surat bunda
Sabtu, 10 Oktober 2009
my beloved son's action

pagi jam 9 ada undangan rapat, segala sesuatunya telah disiapkan dengan matang, beberes rumah juga telah usai.
waktu mau manasin motor, gak biasanya..tiba2 motor ngambek alias gak mau hidup..
gak biasanya ne motor ngambek begini, 'gumamku dalam hati. sebab dialah yang selama ini begitu setia menemaniku kemana aku pergi. dengan lagak pura-pura faham mesin, ku teliti setiap kabel yg ada, mencoba membuka-buka apa yang memang tak kumengerti.. tapi karena tak melakukan tindakan apapun, maka motor tetap saja ngambek..terpaksa deh, meluncur rapat dengan diantar pak taksi. Namun sepulang rapat, rasa penasaran makin menjadi, ada apa gerangan dengan motor ini, kemarin baik-baik saja, lalu teringatlah daku, bahwa tadi pagi Naja ku sayang mengambil kontak dan menghidupkan mesin, dan pikiranku segera jalan, bahwa aku yakin, tidak hanya menghidupkan mesin pastinya, ada tindakan lain yang pasti dilakukan Naja, sebab sangat hapal aku akan kebiasaan-kebiasaan dia, kinestetiknya yang sangat dominan, pasti mendorongnya tuk melakukan lebih dari sekedar menghidupkan mesin motor. maka, pelan2 kudekati dia ..dengan sangat hati-hati dan tidak tampak mengintrogasi, kutanyakan, kenapa motor ibu jadi begini enak ya.. ? apa yang telah Naja lakukan ma motor ibu ? hem... umpan masuk rupanya.. dengan begitu bangga dan bersemangatnya, dia bilang, tadi motor dipanasin, biar ibu tidak repot manasin lagi kalau mau pakai, dan bagai terdengar petir disiang bolong, (walau kaget itu semampu mungkin kusembunyikan) dia bilang, motor ibu juga kuiisi penuh bensinnya .. biar ibu tak beli bensin lagi.. lalu kutanya, dengan apa sayang mengisinya ? dia bilang, ambil air pakai ember dari kamar mandi, trus diisi deh ke tangki, coba sekarang ibu lihat, bensinnya penuh kan ? sambil ditariknya tanganku menuju motor dan melihat indikator bensin pada spedometer...ohhhh my God ..ya Rahman ya Rahiim..... bensin yang kemarin kulihat tinggal 1 strip, sekarang tampak penuh.. entah harus berucap apa aku saat itu, pastinya, aku lalu teringat andai aku marah, tak akan mengembalikan keadaan menjadi seperti semula, air dah terlanjur masuk tangki sampai penuh, dan bila ku marah pula, yang terjadi justru akan mematikan 'brain' yang dia miliki, dan itu akan menjadi sangat fatal dan merugikan... antara alhamdllh dan astaghfirullah ..berkali-kali kuciumi keningnya..
inilah pelajaran berharga yang kuterima hari ini... Naja dengan segala kehalusan rasa, kecerdasan n kemampuannya berusaha mengungkapkan rasa cintanya ma bundanya.. dengan caranya, dia menunjukkan perhatian yang luar biasa ... terimakasih ya Allah semoga senantiasa kau beri aku keluasan sabar bak gurun sahara dan kedalaman pemahaman bak lautan. amin
Jumat, 09 Oktober 2009
jalan c i n t a
Ku titi hari ..
Ku tapak sunyi ..
Ku telan sepi ..
Sendiri dalam bingar tanpa suara ..
Sambil kulantun tembang tanpa nada…
Tanpa kata …
Hampa ..
Kuretas hari dengan asa tak bertepi …
Sebongkah rindu kutitipkan bulan yang mengintip malu .
Dimana cinta ?
Dalam selimut malamkah ia bersembunyi ?
Tanpa jawab ..
Senyap …….
C I n t A …
Aku tak memahami wujudmu ..
Namun ia sesak menyeruak dalam kalbuku …
Kunikmati sensasimu dalam malam-malam panjangku ..
Dalam sepiku,
Dalam sunyiku,
Bersama air mataku yang tumpah tak tertahan
karena rinduku padaMu ..
Aku terus mencari dalam kepastianMu ..yang teramat pasti..
Aku luruh dalam sejatiMu ..
Cintamu adalah kepastian
Rindu padaMu adalah kesejatian
Dan aku
dalam desahku..dalam rintihku ...
Ya Rabb..ya rahman ..
Adakah tempat untukku dalam bilik cintaMU ?
Ya Allah ya Rahiim ..
Tuntun langkahku dalam meniti jalan Cinta kepadaMU.
Medio, 23 sep ’09 02.3
Selasa, 22 September 2009
anak kunci
Seorang anak kecil terbiar sendiri,
Ditelan sepi,
Musik-musik kehidupan hingar meliputi
Namun jiwanya kosong,
Dan ia tetap sendiri..
Seorang anak kecil,
Membawa anak kunci,
Dari pintu kehidupan nan sunyi,
Menembus lorong-lorong cinta yang sepi.
Membuka bilik-bilik asa yang hampa …
Dan anak kecil itu terus dan terus mencari sendiri…
Bulan yang ditanya tak tahu dimana bunda,
Bintang-bintangpun tak punya jawab dimana ayah berada..
Dan anak kecil itu terus berjalan sendiri
Menembus sepi dan sunyi seorang diri
Al-faqiir
(ya Allah ya Rabb.. pemilik segala cinta .. jauhkan buah hatiku dari situasi semacam itu, jangan biarkan mereka sendirian membawa ‘anak kunci’ dari kehampaan… Rengkuh mereka dalam kehangatan cintaMU, dekap dan peluk erat mereka dalam RahmatMu)
Sabtu, 22 Agustus 2009
Kemarau, kering, gersang dan panas adalah sebuah fenomena alam yang siklusnya akan
selalu datang pada setiap masa.
Betapa manusia banyak direpotkan oleh datangnya musim itu. Akibat buruk yang ditimbulkanpun membuat manusia kalang kabut menanggungnya. Sumber-sumber mata air mengering, tumbuh-tumbuhan panas meranggas, tanah tempat berpijak pecah merekah. Tangis pilu petani menyayat hati, panen yang lama dinanti tak jua bisa dinikmati.
Oleh karenanya, seiring datangnya siklus musim, membuat manusia dengan cerdas mengantisipasi bilamana saat musim tertentu tiba. Bila datang musim hujan, padi ditanam melimpah, lumbung-lumbung padi penuh terisi. Air ditampung dengan segala daya upaya agar tak sampai dahaga mendera.
Ironinya, ada satu fenomena yang sering luput kita cermati, yaitu kemarau dan tandus pada ‘taman hati’. Padahal akibat yang ditimbulkan jauh lebih dahsyat. Tandusnya hati tentu akan melemahkan akar-akar kejujuran, menggugurkan helai demi helai daun-daun keikhlasan dan melayukan bunga-bunga kesabaran dan bahkan dapat mematikan rasa ‘khauf’ pada Illahi.
Panas dan keringnya ‘taman hati’ dengan mudah menyulut api ujub, riya dan takabur. Kobarannya akan mudah merembet dan melalap segala amalan yang ada.
Hati yang mengalami kemarau tentu akan menjadi tandus dari rasa cinta (yang sejati tentu hanya miliki Illahi).
Gersangnya ‘taman hati’ tak pula cepat dicari cara untuk merindangkan kembali, sebab kita sering sibuk mengamati rumput-rumput kering yang ada ditaman tetangga. Dan sebatas menikmati indanya taman rindang milik orang lain. “taman hati” yang kita miliki sering tak rapi terawat, padahal ia sangat butuh sentuhan lembut tangan pemiliknya. Ia menunggu rajin disiram dengan air keimanan, dan dipupuk dengan cinta kasih pada sesama.Dan terus ditanami dengan tunas-tunas kebaikan. Dan sebaik-baik penjaga dan perawat 'taman hati' adalah masing-masing diri dengan pertolongan Allah tentunya.
Ya allah..
Bila 'taman hati'ku kering, beri kesempatan aku merawatnya kembali..
Ampuni daku yang sering lalai menyiangi rumput-rumput liar kemalasan dan kesombongan pengganggu bagi kesuburan pohon-pohon iman ditaman hatiku.
Ya Rabb ya Rahman...
Pemilik seluruh taman, andai aku boleh memiliki taman-Mu,
Izinkan taman Firdaus ada di 'taman hati' ku...
"Hidup adalah sebuah kenyataan, dan mati adalah satu-satunya jalan pulang, maka iman dan taqwa adalah pilihan"
al-faqiir
Kamis, 19 Februari 2009
pintu surga
Berayun aku sepanjang mata terjaga,
(Tulisan ini mengalir tanpa bisa kubendung, saat aku sendiri dimalam sepi ditemani bulan bulat merenungi rentetan lembar kehidupan yang kulewati. Betapa banyak hal yang belum bisa kulakukan untuk kedua orang tuaku yang telah mewarnai banyak goresan indah di kanvas kehidupanku...
Aku tersadar, sudah jauh jalan kulalui, beribu mil jarak kujajaki, namun belum banyak waktuku kupersembahkan menemani hari-hari senjamu....
Ya Allah...andai aku boleh meminta, beri cahaya bulan dan hiasi beribu bintang dimalam milik keduanya...dengan bulan bulatmu nan penuh rahmat dan bintangmu yang laksa karunia dan nikmat.
Semoga segala penjuru pintu surgamu kau buka lebar untuk mereka.
Rabighfirlii waliwaalidaiyya warhamhumaa kamaa rabbayaanii saghiiraa.amin
Salam
Z.Trihastuti